Makalah
Peranan Agama dalam Kehidupan
Sosial keperawatan
Ika Nur Rahmawati ( 17010096 )
S1 Keperawatan 17 C
Stikes dr. Soebandi
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah
pendidikan agama islam dengan judul ” Peranan Agama dalam Kehidupan Sosial”.
Saya bersyukur karena telah menyelesaikan tugas makalah ini yang
menjadi tugas pendidikan agama. Selain itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini.
Saya berharap semoga dengan makalah sederhana ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan dapat menginspirasi kepada semua orang. Selain itu, tugas
makalah ini masih banyak sekali kekurangannya. Saya sangat berterimakasih
apabila pembaca mau memberikan saran maupun kritik demi memberbaiki makalah
ini.
Demikian semoga makalah yang saya tulis ini banyak sedikitnya dapat
memberikan manfaat bagi pembaca khusunya program studi keperawatan.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Peranan agama dalam ilmu keperawatan jarang sekali dibahas, padalah
hal ini sangatlah penting dan berpengaruh pada pelayanan. Hal ini di buktikan
dengan adanya kebutuhan spiritual. Tapi dalam pembahasan ini saya akan membahas
mengenai peranan agama dalam kehidupan sosial pada bidang ilmu keperawatan.
Dalam kehidupan
profesional, tiap cabang ilmu keperawatan tentu sudah mempunyai patokan tentang
apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Selain itu juga, ada mata kuliah
etika keperawatan yang tentu saja diharapkan dapat menumbuhkan sikap
profesional sesuai dengan tuntutan dunia keperawatan yang tentu saja diharapkan
dengan ini sudah cukup untuk membentuk mahasiswa yang siap pakai dan terampil
dan bahkan bisa dikatakan tindakannya sesuai dengan tuntutan etika dalam
keperawatan yang pengertiannya tidak jauh beda dengan akhlak. Karena kalau kita
berbicara tentang akhlak yang mulia, mengapa pembentukannya harus dilakukan di bangku kuliah. Bukankah dengan pendidikan etika
keperawatan saja sudah cukup, karena itu mengapa agama tetap diajarkan di bangku kuliah.
Agama tetap penting
untuk diajarkan, karena untuk menekankan aspek tertentu bagi masyarakat kita
peran agama sangat besar, tinggal bagaimana pemanfaatannya yang perlu dibenahi.
Bila mata kuliah agama hanya mengajarkan agama secara umum saja yang tidak
mengena dengan kehidupan profesional, maka menurut saya tidak ada gunanya dan
jadinya hanya formalitas mengajarkan agama, karena tidak mau disebut sebagai
institusi yang tidak mengajarkan akhlak pada mahasiswa.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana peranan agama dalam kehidupan
sosial pada bidang keperawatan?
1.3 Tujuan
Mengetahui peranan agama dalam kehidupan
sosial pada bidang keperawatan.
1.4 Manfaat
Mamberikan informasi tentang peranan
agama dalam kehidupan sosial dalam bidang keperawatan dan dapat menerapkan
peranan agama tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Peran
Para ahli menyatakan bahwa secara umum pengertian Peran adalah
aspek dinamis dari kedudukan atau status. Menurut Kozier Barbaraperan adalah
seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik
dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. Peran
adalah deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita siapa. Peran menjadi
bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas sosial atau politik.
Peran adalah kombinasi adalah posisi dan pengaruh.Seseorang melaksanakan hak
dan kewajiban, berarti telah menjalankan suatu peran. kita selalu menulis kata
peran tetapi kadang kita sulit mengartikan dan definisi peran tersebut. peran
biasa juga disandingk an dengan fungsi. Peran dan status tidak dapat
dipisahkan. Tidak ada peran tanpa kedudukan atau status, begitu pula tidak ada
status tanpa peran. Setiap orang mempunyai bermacam-macam peran yang dijalankan
dalam pergaulan hidupnya di masyarakat. Peran menentukan apa yang diperbuat
seseorang bagi masyarakat. Peran juga menentukan kesempatan-kesempatan yang
diberikan oleh masyarakat kepadanya. Peran diatur oleh norma-norma yang
berlaku.
Peran lebih menunjukkan pada fungsi penyesuaian diri, dan sebagai sebuah
proses. Peran yang dimiliki oleh seseorang mencakup tiga hal antara lain..
- Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang di dalam masyarakat. Jadi, peran di sini bisa berarti peraturan yang membimbing seseorang dalam masyarakat.
- Peran adalah sesuatu yang dilakukan seseorang dalam masyarakat.
- Peran juga merupakan perilaku seseorang yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Persepsi Peran
Pandangan kita mengenai
bagaimana kita seharusnya bertindak dalam situasi tertentu adalah persepsi
peran (role perception). Berdasarkan pada sebuah iterprestasi atas apa yang
kita yakini mengenai bagaimana seharusnya kita berperilaku, kita terlibat dalam
jenis-jenis perilaku tertentu.
Ekspektasi Peran
Ekspektasi Peran
Ekspektasi peran (role
expectation) didefinisikan sebagai apa yang diyakini orang lain mengenai
bagaimana anda harus bertindak dalam suatu situasi. Bagaimana anda berperilaku
sebagian besar ditentukan oleh peran yang didefinisikan dalam konteks dimana
anda bertindak.
Konflik Peran
Konflik Peran
Ketika seorang individu
dihadapkan dengan ekspektasi peran yang berlainan, hasilnya adalah konflik
peran (role conflict). Konflik ini muncul ketika seorang individu
menemukan bahwa untuk memenuhi syarat satu peran dapat membuatnya lebih sulit
untuk memenuhi peran lain.
Baca juga Tingkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Objek Pembangunan
Teori Peran Menurut Para Ahli
Baca juga Tingkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Objek Pembangunan
Teori Peran Menurut Para Ahli
- Peran menurut Soekanto (2009:212-213) adalah proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.
- Sedangkan menurut Merton (dalam Raho 2007 : 67) mengatakan bahwa peranan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang yang menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran (role-set). Dengan demikian perangkat peran adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-status social khusus.
- Selanjutnya Menurut Dougherty & Pritchard tahun 1985 (dalam Bauer 2003: 55) teori peran ini memberikan suatu kerangka konseptual dalam studi perilaku di dalam organisasi. Mereka menyatakan bahwa peran itu “melibatkan pola penciptaan produk sebagai lawan dari perilaku atau tindakan” (h. 143).
2.2 Pengertian Agama
Agama menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Definisi tentang
agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi i nidiharapkan
tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada
agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu.
Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik
persamaannya dan titik perbedaannya.
Manusia memiliki
kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannnya menjadikan
keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya. Sesuatu yang luar
biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar
biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri.
Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya
menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De
Weldadige dll.
Keyakinan ini
membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara
menghambakan diri, yaitu: menerima segala kepastian yang menimpa diri dan
sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan dan menaati segenap
ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari tuhan
Dengan demikian
diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia kepada
Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan
dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok
pengertian tersebut dapat disebut agama.
2.3 Peranan Agama dalam Bidang Keperawatan
Keperawatan saat
ini tengah mengalami masa transisi panjang yang tampaknya belum akan segera
berakhir. Keperawatan yang awalnya merupakan vokasi dan sangat didasari
oleh mother instinct – naluri keibuan, mengalami perubahan atau
pergeseran yang sangat mendasar atas konsep dan proses, menuju keperawatan
sebagai profesi. Perubahan ini terjadi karena tuntutan dan perkembangan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan secara umum, perkembangan IPTEK
dan perkembangan profesi keperawatan sendiri.
Keperawatan sebagai
profesi harus didasari konsep keilmuan yang jelas, yang menuntun untuk berpikir
kritis-logis-analitis, bertindak secara rasional–etis, serta kematangan untuk
bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan keperawatan. Keperawatan sebagai direct human care harus
dapat menjawab mengapa seseorang membutuhkan keperawatan, domain keperawatan
dan keterbatasan lingkup pengetahuan serta lingkup garapan praktek keperawatan,
basis konsep dari teori dan struktur substantif setiap konsep menyiapkan
substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat menjadi acuan untuk melihat
wujud konkrit permasalahan pada situasi kehidupan manusia dimana perawat atau
keperawatan diperlukan keberadaannya. Secara mendasar, keperawatan sebagai
profesi dapat terwujud bila para profesionalnya dalam lingkup karyanya
senantiasa berpikir analitis, kritis dan logis terhadap fenomena yang
dihadapinya, bertindak secara rasional-etis, serta bersikap tanggap atau peka
terhadap kebutuhan klien sebagai pengguna jasanya. Sehingga perlu dikaitkan
atau dipahami dengan filsafat untuk mencari kebenaran tentang ilmu keperawatan
guna memajukan ilmu keperawatan.
Pengaplikasian
Agama dalam pelayanan keperawatan sangatlah penting dimana dalam memberiakan
pelayanan keperawatan yang dapat memberikan hasil yang maksimal.
1. Peran
Keperawatan dalam Islam
Islam adalah
salah satu agama yang diakui keberadaaannya di Indonesia. Jumlah penganut agama
Islam di Indonesia sangat banyak dibandingan penganut agama non Islam. Islam
adalah agama yang benar disisi Allah dan hamba-hambanya, sehingga Allah
menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia(muslim) khusus
untuk umat Nabi Muhammad Saw. Didalam Al-Qur’an ada ayat yang menerangkan bahwa
salah satu tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai obat dan rohmat bagi
orang – orang mukmin. Misalnya dengan ilmu8 kesehatan, ilmu ini zaman nabi pun
ada tapi belum semaju sekarang karena adanya pengaruh globalisasi. Tokoh Islam
yang terkenal di dunia kesehatan salah satunya yaitu Ibnu Sina.
Islam sangat
menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan karena dengan jiwa yang sehat akan
mempermudah sekali kita untuk beribadah kepada Allah karena tujuan kita
diciptakan adalah untuk beribadah kapada-Nya.
Islam menaruh
perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan guna
menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal
utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam
yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal
menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah
satu penentu sehat tidaknya seseorang."Wahai sekalian manusia, makanlah
makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Wahai orang-orang
yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami rezekikan
kepadamu" (QS al-Baqarah: l68, l72).
Makanan yang
baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal, tetapi juga makanan yang
sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya maupun ukuran atau
takarannya. Makanan yang halal bahkan sangat enak sekalipun belum tentu baik
bagi kesehatan.
Sebagian besar
penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi perut
kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat
Nabi Muhammad SAW adalah memelihara makanan dan ketika makan, porsinya harus
proporsional, yakni masing-masing sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR.
Turmudzi dan al-Hakim)..
Anjuran Islam
untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan kesehatan
masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan dipandang
sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup
yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah sembarangan,
membuang sampah dan limbah di sungai/sumur yang airnya tidak mengalir dan
sejenisnya. Islam sangat menekankan kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan
atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin
terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal
dari lingkungan yang kotor.
Islam juga
sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan menjalankan pekerjaan,
dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama sangat melarang perilaku
nekad dan ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan
raya yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
“Dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (al-Baqarah:: l95).
Hal ini karena
sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang juga berasal dari pekerjaan dan
risiko perjalanan. Sekarang ini kecelakaan kerja masih besar disebabkan
kurangnya pengamanan dan perlindungan kerja. Lalu lintas jalan raya; darat,
laut dan udara juga seringkali diwarnai kecelakaan, sehingga kesakitan dan
kematian karena kecelakaan lalu lintas ini tergolong besar setelah wabah
penyakit dan peperangan.
Jadi walaupun
seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih
besar, disebabkan faktor eksternal yang di luar kemampuannya menghindari.
Termasuk di sini karena faktor alam berupa rusaknya ekosistem, polusi di darat,
laut dan udara dan pengaruh global yang semakin menurunkan derajat kesehatan
penduduk dunia. Karena itu Islam memberi peringatan antisipatif: jagalah
sehatmu sebelum sakitmu, dan jangan abaikan kesehatan, karena kesehatan itu
tergolong paling banyak diabaikan orang. Orang baru sadar arti sehat setelah ia
merasakan sakit.
2. Perkembangan
Keperawatan Masa Penyebaran Kristen
Agama Kristen
juga memiliki peranan yang sangat penting dalam keperawatan dimana agama
merupakan bagian utama yang tidak bias dipisahkan dari kehidupan seseorang.
Dalam hal ini baik yang merawat maupun yang dirawat. Agama Kristen memandang
bahwa seseorang yang sakit itu sebagai bentuk dari pertobatan. Maka dari itu
dalam merawat seseorang harus memiliki iman yang kuat dalam niatnya.
Tindakan medis
dalam dunia keperawatan tidak menyertakan tuhan maka tindakan-tindakan yang
dilakukan menjadi tidak terarah dan tidak akan tercapai sesuai dengan harapan
yang kita inginkan.
3.
Perkembangan keperawatan dalam Agama Budha
Agama budha
mengajarkan kepada semua umatnya untuk menghargai makhluk hidup tanpa
terkecuali dari sudut pandang itulah pemberian askep harus sesuai ajaran agama
budha. Karena apabila tidak terpenuhi maka klien merasa tidak puas atas
pelayanan perawat.
4.
Perkembangan Keperawatan dalam Agama hindu
Dalam ajaran
agama hindhu terdapat upacara manusia yajna. Upacara tersebut untuk membersihkn
diri lahir batin serta memelihara secara rohaniah hidup manusia. Jika umat
hindhu ada yang sakit dilakukan tradisi melukat sebagai sarana pembersihan diri
dan pikiran untuk membuang sial biasanya juga diikuti mandi kelaut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Peran agama dalam
keperawatan sangat berpengaruh, disini agama dijadikan pedoman yang digunakan
perawat dalam melakukan suatu tindakan terhadap klien oleh karena itu
pemahamaan tentamg peranan agama sangat penting dan pendasar dalam memberikan
asuhan keperawatan dimana nilai spiritual pasien selalu menjadi pertimbangan
dan dihormati. Dengan demikian setiap perawat harus menunjukkan sikap etis
professional yang baik dalam setiap penampilan dan tindakannya, termasuk dalam
mengambil keputusan ketika merespon sebuah situasi yang sulit.
3.2 Saran
Perawat diharapkan memahami
betapa pentingnya peran agama dalam keperawatan, karena perawat dituntut untuk
bisa melayani kebutuhan klien sesuai dengan ajaran ajaran agama. Kami
sebagai penulis makalah ini menyatakan siapapun yang membaca makalah ini dapat
memahami pengertian dan memahami Aplikasi Agama dalam pelayanan Keperawatan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menciptakan pemilihihan kepemimpinan
yang baik,dan semoga makalah ini memberikan dorongan, semangat, bahkan
pemikiran para pembaca,dengan makalah ini menjadi pedoman kaidah yang baik.
Demikianlah penjelasan
tentang Peranan Agama Dalam Keperawatan, bila kiranya ada salah dalam
penulisan kata-kata kami mohon maaf, semoga makalah ini dapat bermanfaat bgi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
Ainain, Ali Khalil Abu. 1985. Falsafah al-Tarbiyah fi al-Quran
al-Karim. T.tp.: Dar al-Fikr al-‘Arabiy.
Al-Ghazali, Imam. 1995. Teosofia Al-Qur’an. Terj. oleh M.
Luqman Hakiem dan Hosen Arjaz Jamad. Surabaya: Risalah Gusti.
Nata, Abudin. 2003. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Raja Grafindo
Persada. cet. ke-5
Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga. 2004. Pengantar Studi Akhlak.
Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar